Saya

Salah satu yang menjadi penghalang yang ada pada diri saya sendiri adalah kepercayaan diri. Sering saya harus mendengar pendapat orang lain untuk bisa meyakinkan saya bahwa saya bisa berbuat sesuatu. Ah, itulah manusia. Dia kompleks sekali. Yang saya harapkan apa yang pernah diucapkan oleh seorang teman kepada saya, sambil menggerakkan telunjuknya ke jidat dan dada saya saya dia berkata, 'lebarin jidatnya, luasin dadanya'.

Setelah itu saya ingin mengenal diri saya sendiri lebih dalam. Dari itu Saya tahu bahwa saya harus menerima sekian kekalahan terhadap keegoisan, amarah dan hawa nafsu.
Melakukannya tidak semudah membalik tangan dan tiba-tiba saya menyukai diri saya yang dulu, ketika saya kecil dan ketika saya masih remaja. Wkwk

Lalu yang saya lakukan adalah mengolok-olok diri saya sendiri, menjadikannya seperti guyonan yang lezat. Lambat laun, saya terbiasa dengan ejekan yang datang dari orang, sebagai orang yang sensitif dan saya mulai terbiasa tampil dalam kondisi tidak baik. Biasa saja. It's easy, seperti saya dulu. Ketika saya konsultasikan fenomena ini, kakak sepupu yang juga psikolog mengatakan, perempuan yang sudah punya anak hormonnya banyak berubah. Mereka lebih sensitif, baper dan sering merasa terpuruk.

So, step by step saya mengobati diri saya dan lambat laun saya merasa semesta mendukung saya, bahwa kondisi saya akan jauh labih baik kedepannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Go Home

Masih Introvert