Si Pemikir yang Dalam

Tipe-tipe introvert yang sensitif, senang dengan kesendirian, suka akan kesunyian dan sering hilang dari keramaian, sulit memulai pekerjaan, tertekan akan deadline, serentetan sifat yang ditemui dari pemikir mendalam seperti saya. Terbukti dengan tidak punya banyak teman, suka akan kenangan dan sekian daftar puisi serta cerita yang selalu diterka berada dibaliknya.

It is so sad to know all of this list. Ada beberapa hal yang sudah lupa rupanya, bahwa dulu ketika kecil banyak hal yang sudah saya lakukan bersama dengan teman-teman baik tetangga maupun di sekolah. Menjadi rangking 2 yang tak pernah menjadi ranking 1 dan selalu menjadi ketua di tim anak perempuan, waktu SD aja.

Sampai hari ini saya masih ingin mengenal diri saya lebih dalam dan saya ingin membentuk sosok yang lebih periang, berani dan sabar. Ada scene yang bisa dikatakan pada waktu itu bahwa saya orang yang menyenangkan ketika saya bertemu dengan orang baru. Kami bertukar pikiran dan mengatakan bahwa mengapa ada banyak hal dari saya yang tidak ingin saya beritahukan. Kami sepakat bahwa energi positif itu bisa kita bentuk dan terasa dari beberapa orang yang kami temui, dilanjutkan dengan energi negatif juga sering tercipta sendirinya dan dapat juga dirasakan oleh orang disekitarnya. Sampai di titik kita sering menertawakan banyak hal yang semua sederhanan menjadi guyonan yang pecah. Banyak sekali catatan yang saya buat dari pertemuan itu dan perlahan ingin saya terapkan.

Bersyukurnya suami adalah personal yang selalu positif dalam segala kondisi. Saat rumah kecurian hingga habis, saat anak kedua yang didiagnosa GERD, saat kami harus berjauhan, dan ketika saya mesti kagum sekaligus kecewa dengan beberapa teman baru. Irinya saya ketika saya mengetahui banyak sekali teman yang dimiliki suami saya, mengapa mereka sangat menyukainya padahal saya tahu sekian belangnya. Haha. Dan saya jengkel karena tidak memiliki teman yang banyak padahal saya merasa lebih baik dari suami saya. Ya Rabb... saya pun terheran ketika dia berani berhutang pada orang yang dia tidak kenal sebab uang yang kurang untuk membeli atau memang ketinggalan. Ternyata dia adalah orang yang periang, penikmat suasana, dan dia selalu pasang aksi ketika ada di kerumunan orang banyak dan pesta pernikahan. tetapi saya yang tutup mata karena merasa agak risih.

Setelah sekian lama perjalanan pernikahan kami yang tanpa resepsi, pernikahan yang sempat saya sesali, pernikahan yang hanya ingin ia jalankan, ternyata ada biru dan putih yang berombak-ombak dalam rumah kami, ada tangis dan sekaligus tawa anak-anak kami, ada marah dan maaf, ada musuh sekaligus sahabat, ogh.. dan sekian list yang baru saya sadari, ternyata mungkin ia adalah kebalikan dari saya. Maka saya bersyukur belajar bagaimana caranya mengubah tangis anak menjadi tawa, dengan marah yang disampaikan dengan putih yang saya ikhlaskan. Maka pemikir mendalam seperti saya entah mengapa sulit berubah namun ingin menjadi seperti ia yang lebih ceria, thanksfull, and always giving his smile through your 'yo te amo' i'm waiting.

Maka introvert ini ingin terus berubah, karena ingat seorang perkataan teman yang percaya bahwa seharusnya saya bisa menjadi lebih besar dari yang saat itu. Maka saya sedang belajar mengubah bayangan bawah alam sadar yang suram dengan banyak cara, meninggalkan tempat tidur dengan lari karena belum menemukan tempat berenang yang aman lagi, dan memperdengarkan kalimat-kalimat positif. Yah, demi menjadi ibu yang lebih bahagia agar anak-anak mendapatkan energi positif dari si introvert dan pemikir yang dalam seperti saya



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Go Home

Masih Introvert