Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2014
Rimbun pepohonan halaman kedatuan ini yang akan menjadi saksi. Benarlah ia menjadi seorang pendekar yang tangkas hingga menjadi Pandaya Sriwijaya. Tapi seorang Agrilia tetaplah seorang wanita hingga ia tidak mampu membalas tatapan Dapunta Cahdyawana akan tetapi biarlah waktu yang berkata. Sedang kelebat bayang Sekta tiba-tiba melesat, membangunkannya dari diam. " Baiknya kita lanjutkan perjalanan kita Dapunta." Jawab Agrilia.
Berapa kali aku harus membasuh wajahku Untuk menghalau bayang yang bisa menyesatkanku Berapa kali harus ku datangi waktu Dan menerka-nerka adakah dongeng yang sama terjadi di ruang itu Jembatan kita jauh terbentang Mungkin pulau ini tak ringan menopang Sepertinya aku harus lari lagi Entah mengejar bayangan, atau meninggalkan mimpi untuk tidak terus dikenang